Mudik tentunya akan menyisakan berbagai macam cerita baik suka maupun duka. Lantas, bagaimana suasana mudik yang Anda alami pada tahun 2017 ini? Adakah cerita menarik yang dapat dibagi di sini?
Bagi saya pribadi, mudik tahun ini terasa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Well, itu terjadi karena sudah 4 kali lebaran saya tidak melakukan mudik baik ke kampung halaman saya, maupun istri. Di samping itu, mudik tahun ini merupakan mudik tersingkat yang pernah saya alami. Saya sudah kembali dari kampung halaman pada saat lebaran H+4.
Namun dari pengamatan yang saya lakukan baik via media cetak maupun online, rasanya tidak berlebihan jika mudik kali ini cukup berbeda dari mudik tahun-tahun sebelumnya. Nah, kira-kira apa sajakah fakta unik yang terjadi pada mudik tahun ini? Mari kita simak satu persatu.
1. Libur cuti bersama yang berubah-ubah
Pada tahun ini, pemerintah terlihat seperti galau dalam menentukan hari libur cuti bersama Hari Raya Idul Fitri. Sedianya, hari-hari libur nasional dan cuti bersama telah ditetapkan pada akhir tahun lalu. Namun entah mengapa, tiba-tiba saja saat mendekati hari H, pemerintah memutuskan untuk melakukan revisi terhadap penentuan cuti bersama Idul Fitri tersebut.
Perubahan yang dilakukan tidak hanya terjadi sekali, namun sempat dilakukan beberapa kali. Saya sendiri jadi ikut-ikutan galau karena hari libur cuti bersama yang berubah-ubah ini. Menurut rencana awal, saya akan menggunakan bus Damri, hingga akhirnya berubah pikiran dan memutuskan untuk menyewa mobil, serta harus rela kehilangan 25% dari uang tiket yang saya kembalikan. 😥
Tapi, perubahan ini juga bisa menjadi berkah. Mengapa? Karena dengan adanya perubahan hari libur cuti bersama ini ternyata cukup efektif untuk memecah puncak arus mudik. Dari yang awalnya diperkirakan arus mudik terjadi pada hari Jumat malam, tanggal 23 Juni 2017, menjadi terpecah. Pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi sudah memulai perjalanan pada hari Kamis malam, tanggal 22 Juni 2017. Sehingga, yang tersisa pada hari Jumat adalah pemudik yang menggunakan angkutan umum atau memang orang-orang yang sudah merencanakan mudiknya pada hari tersebut.
Hingga pada akhirnya, saya jadi terpikir bahwa perubahan hari libur cuti bersama ini memang disengaja dan merupakan salah satu taktik pemerintah untuk memecah puncak arus mudik tahun ini. Entah benar atau tidak, tapi yang jelas, perubahan tersebut memberikan dampak yang cukup signifikan.
2. Banyak jalan alternatif yang baru
Pada mudik kali ini, kita banyak mendengar adanya Jalan Tol baru yang menghubungkan Brebes dan Gringsing. Meskipun bisa dibilang jauh dari sempurna, keberadaan tol fungsional ini nyatanya cukup membantu untuk mengurai kepadatan terutama setelah tol Cipali. Jika pada tahun sebelumnya semua kendaraan harus terjebak di pintu keluar tol Brebes Timur, yang kemudian terkenal dengan tragedi Brexit (Brebes Exit), maka pada tahun ini para pemudik memiliki opsi yang lain.
Sebagai tambahan, pemerintah menyediakan beberapa helikopter di sekitar Tol Cipali yang dapat digunakan dalam kondisi darurat. Mengingat kepadatan kendaraan yang sangat luar biasa dan masih minimnya jumlah rest area, pemerintah melalui Pertamina juga menyediakan beberapa Mobil Tangki Dispenser yang berfungsi sebagai pom bensin berjalan. Hal ini untuk mengantisipasi para pemudik yang kehabisan bahan bakar.
Selain Tol Fungsional Brebes-Gringsing, pemudik kali ini juga dapat mencoba jalan tol baru yaitu rute Semarang-Salatiga. Di mana salah satu gerbang tolnya diklaim memiliki pemandangan yang tidak kalah indah dengan pemandangan di pegunungan Eropa.
Di Sumatera, jalan Tol Lintas Sumatera juga sudah selesai pada sebagian titiknya. Sehingga diharapkan ke depannya dapat mengurai kemacetan yang terjadi pada jalur biasa maupun pada jalur Lintas Timur dan pemudik dapat memilih alternatif yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Untuk membantu kelancaran arus lalu lintas, pihak Kepolisian dan Kementerian Perhubungan menerapkan sistem Contra Flow pada beberapa titik. Mekanisme ini cukup efektif untuk mengurai kemacetan yang terjadi.
3. Jakarta ditinggal hampir separuh penghuninya
Saat lebaran tiba, maka Jakarta akan menampakkan wajah aslinya. Dan ternyata, hampir separuh penghuni Jakarta merupakan kaum pendatang dan perantau. Hal ini dapat dilihat dari lengangnya jalanan di Ibu Kota setiap libur lebaran tiba. Jalan-jalan protokol yang biasanya dipadati oleh kendaraan, mendadak sepi pada saat lebaran tiba.
Hal ini juga menunjukkan betapa Jakarta menjadi magnet bagi orang-orang dari daerah untuk mengadu nasib dan mencari peruntungan. Jakarta yang sudah semakin sesak untuk ditinggali tidak menyiutkan nyali mereka untuk berjuang dan mencoba mencari peluang-peluang baru.
Jadi sebenarnya, untuk mengatasi kemacetan di Jakarta itu gampang, lebaran saja setiap hari. 😆
4. Langit Jakarta menjadi lebih bersih
Dengan berpindahnya kendaraan-kendaraan yang biasanya memadati jalan-jalan di Ibu Kota di sepanjang Pantura dan Jalur Selatan, maka polusi udara yang sudah menjadi pemandangan sehari-hari seolah-olah lenyap begitu saja.
Langit yang biasanya berselimut asap dan tampak kusam berangsur-angsur tampak bersih dan biru setelah para pemudik berangkat meninggalkan Ibu Kota. Ternyata begitu dahsyatnya dampak polusi yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor yang berseliweran di jalanan Ibu Kota.
Jadi sekali lagi, mudah sekali untuk mengatasi masalah polusi di Jakarta, yaitu lebaran saja setiap hari. 😆
5. Kemacetan berpindah dari Ibu Kota ke daerah
Pada saat lebaran, merupakan suatu hal yang lumrah ketika kita melihat Jakarta menjadi lengang dan sepi. Dan kita akan melihat begitu banyak kendaraan dengan plat nomor B memadati jalan-jalan di daerah. Dan tidak mengherankan pula ketika kemacetan yang biasanya terjadi di Jakarta menjadi bergeser ke daerah-daerah lain di Pulau Jawa.
Kota-kota di Jawa Tengah yang biasanya sepi dan lancar arus lalu lintasnya mendadak menjadi macet dipenuhi oleh kendaraan dengan plat nomor B. Bahkan, hanya untuk ke alun-alun kota saja yang biasanya hanya sekitar 5-10 menit, pada saat lebaran bisa membutuhkan waktu sampai 2 jam. Mungkin inilah yang namanya berbagi. Berbagi kemacetan. 😆
Agar orang-orang di daerah lain juga tahu dan bisa merasakan bagaimana stressnya orang di Jakarta pada saat harus berhadapan dengan kemacetan seperti itu. Every single f*cking day.
6. Mudik alirkan sektor ekonomi ke daerah
Kebanyakan masyarakat daerah yang merantau ke ibu kota akan kembali dengan membawa uang yang banyak sebagai ajang menunjukan bahwa dirinya sukses di Ibu Kota. Momentum Lebaran dan tradisi mudik nyatanya memberi manfaat ekonomi yang berimbas pada bergeraknya sektor riil.
Mendekati hari H, maka biasanya orang-orang di daerah akan berbelanja untuk keperluan lebaran. Di sini berarti terjadi perputaran uang, dan mampu menggerakkan roda perekonomian di daerah.
Pasca lebaran, biasanya mereka juga akan bertamasya ke objek-objek wisata terdekat. Hal ini juga menjadi faktor pendorong industri pariwisata di daerah. Paling tidak, setahun sekali terjadi perputaran uang dalam jumlah besar di daerah-daerah, sehingga pada momentum ini semua orang dapat merasakan berkah hari raya. 🙂
7. Pengguna Kereta Meningkat
Beberapa tahun yang lalu sangat banyak pemudik yang menggunakan kendaraan darat seperti bus, mobil pribadi, dan sepeda motor. Saat itu masih sedikit pemudik yang menggunakan transportasi kereta api. Hingga akhirnya pada tahun 2016 PT. KAI melakukan perbaikan hampir menyeluruh dan membuat para pemudik lebih memilih kereta api. Diperkirakan pada tahun 2017 ini pemudik yang menggunakan sarana transportasi kereta api bisa sampai melebihi 6 JUTA orang. Wow, angka yang cukup fantastis bukan?
Ditambah lagi, adanya mudik motor gratis yang diselenggarakan oleh PT. KAI. Yaitu di mana para pemudik dapat mengirimkan motor kesayangan mereka ke kampung halaman secara gratis. Hal ini dapat mengurangi resiko terjadinya kecelakaan pada saat mudik. Apalagi kendaraan roda dua menyimpan potensi kecelakaan yang cukup besar.
Dengan banyaknya pilihan jenis kereta, maka pemudik bisa memilih yang sesuai dengan kemampuan mereka. Untuk bisa mendapatkan tiket, para calon penumpang sudah bisa memesannya hingga H-90 sebelum hari keberangkatan. Oleh karena itu, jika Anda ingin mudik menggunakan kereta api, sebaiknya atur jadwal cuti jauh-jauh hari sebelumnya. Pemesanan tiket pun kini dapat dilakukan di mana saja, baik melalui online, di Indomaret, maupun di loket resmi PT. KAI.
Demikian sedikit sharing dari saya mengenai beberapa fakta unik dan menarik sepanjang musim mudik tahun 2017 ini. Mudah-mudahan ke depannya pengelolaan mudik oleh pemerintah akan menjadi semakin lebih baik lagi.
Mudik tidak hanya masalah pulang kampung, namun mudik merupakan ekspresi rasa cinta dan rindu kita terhadap orang-orang yang kita sayangi, terutama orang tua. Karena, walaupun tidak terucap oleh lisan mereka, tentunya mereka akan merasa sangat berbahagia ketika bersama dengan kita pada saat hari raya.
Selamat Hari Raya Idul Fitri, Taqabballahu Minna Wa minkum, Taqabbal ya Kariim, mohon maaf lahir dan batin.
Salam hangat selalu.
memang saat sebagian warga jakarta pada mudik sangat terasa sekali suasananya
jakarta terasa sepi.
ulasannya sangat bagus gan…saya suka
Terima kasih, Gan. Ditunggu kunjungan berikutnya. 😉
Selamat hari raya idul fitri, mohon maaf lahir batin mas Tatang…
*sungkem