Setelah sekian lama gantung stick, akhirnya kesampaian juga main drum lagi. Dulu ketika masih SMA, saya sempat tergabung dalam sebuah Band bersama teman-teman, namanya Tropical Party. Waktu itu, kami sempat mengikuti beberapa festival dan pagelaran musik. Yah, lumayanlah untuk pengalaman meskipun hanya masih di tingkat daerah. Sekarang mantan anggotanya sudah tersebar dan sudah memiliki kehidupan masing-masing. 😎
Saya sendiri tidak pernah mengikuti les ataupun kursus musik. Maklum, saya kan dulu hidupnya di kampung, ndeso lagi. Saya bisa main drum sedikit-sedikit merupakan hasil dari autodidak dan tidak pernah ada yang mengajari. Saya hanya sering melihat bagaimana orang bermain drum di TVRI, stasiun televisi favorit dan satu-satunya kala itu. Saya senang ketika menonton acara-acara musik di televisi. Dulu drummer yang paling saya ingat adalah Jimmy Manopo. 🙂
Entah mengapa, ketika mendengarkan sebuah lagu, suara yang sangat mudah nyantol di kuping saya adalah suara drumnya. Kadang secara tidak sadar tangan dan kaki mengikuti ketukan lagu yang sedang saya dengarkan.
Saya masih ingat, dulu awal-awal bermain drum, karena belum mampu membeli stick beneran, saya membuatnya dari gagang sapu (maklum, saya ini kan wong ndeso) . Saya serut sampai bentuknya menyerupai stick drum. Dengan berbekal stick tersebut, kami latihan di berbagai studio penyewaan alat-alat musik band. Alhamdulillah, tidak ada snare drum yang pecah karenanya. 😆
Dulu band kami beranggotakan 10 orang (itu grup band atau marching band? 😆 ). Ya, waktu itu masih demam-demamnya musik Ska. Dengan berbekal beberapa alat musik pinjaman dari Marching Band Sekolah kala itu, kami mencoba bermain musik Ska. Beberapa anggotanya juga merupakan mantan pemain Marching Band, terutama untuk pemain terompet, mellophone, dan trombone.
Selepas SMA dan selama duduk di bangku kuliah, saya vakum sama sekali dalam kegiatan bermusik. Tidak adanya teman yang memiliki kesamaan hobi menjadi salah satu faktor. Rata-rata teman kuliah saya orangnya religius. Tidak ada yang hobi bermain musik. 😆
Ketika saya masih bekerja di perusahaan Jepang, yaitu PT JST Indonesia, hobi itu muncul kembali. Hal ini disebabkan karena adanya event Ajang Kreasi, Bakat, dan Seni yang diselenggarakan oleh organisasi Bipartit bekerja sama dengan pihak manajemen perusahaan pada waktu itu.
Setelah pindah ke Kemlu, ternyata juga tidak banyak teman yang memiliki hobi bermusik, apalagi sampai main band. Tapi kami pernah tampil sekali untuk menghibur para senior-senior kami yang sudah dan akan pensiun. 🙂
Baru ketika di Singapura sekitar beberapa bulan terakhir inilah, saya mulai intens lagi dalam bermain musik. Hal ini karena didukung oleh adanya beberapa staf yang memiliki kesamaan hobi. Selain itu, memang ada beberapa momen yang menjadi kesempatan bagi kami untuk tampil. Ya walaupun masih grothal-grathul (kalau kata orang Jawa), lumayanlah untuk menghibur para hadirin yang datang.
Kami mengambil nama CB (Chatsworth Band), sesuai dengan tempat dimana kami terbentuk. Beranggotakan 5 orang (meskipun tidak tetap 😆 ) , yaitu Pak Sigit pada keyboard, Pak Ricky pada gitar, Pak Ari pada bass,Pak Hosea pada lead vocal dan saya sendiri pada drum.
Kami memulai debut perdana pada saat acara Pisah Kenal beberapa pejabat pada KBRI Singapura dan BUMN yang ada di Singapura. Dengan berbekal latihan yang sudah mepet waktunya, alhamdulillah penampilan kami masih bisa dibilang baik.
Setelah itu, kami juga sempat mengisi beberapa acara di KBRI dan SIS. Bahkan sempat berkolaborasi dengan musik Kolintang yang dimainkan oleh ibu-ibu DWP pada acara ASEAN Gala Night. Meskipun demikian, kami harus tetap rajin berlatih untuk melatih kekompakan dan menyatukan feeling. Mudah-mudahan ke depannya kami bisa semakin blended dan memiliki performa yang lebih baik.
Sampai di sini dulu sekilas cerita yang gak jelas dari saya, jumpa lagi di postingan atau artikel yang lain.
Salam hangat.