Bagi siapapun yang pernah berkunjung ke Singapura, kesan yang pertama ditangkap adalah rapi, bersih, dan teratur. Barisan pohon dan tanaman penghias banyak berjajar rapi, dan setiap beberapa ratus meter terdapat taman maupun hutan kota. Sungguh memberikan kesan nyaman dan teduh. Saya selalu memimpikan Indonesia bisa seperti ini, terutama di Jakarta. 🙁
Hal ini tidak terlepas dari peran NEA (National Environment Agency), sebuah organisasi yang bergerak di bidang lingkungan hidup. Meskipun organisasi ini tidak berada langsung di bawah pemerintah, namun dia memiliki kewenangan yang kuat untuk mengatur segala hal yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Apa yang sudah dicapai Singapura saat ini tidak terlepas dari program-program yang sudah dicanangkan oleh NEA, yang didukung penuh oleh pemerintah Singapura. Jaminan kepastian hukum dan penegakan peraturan yang ketat menjadi faktor pendorong suksesnya pelaksanaan program-program dari NEA.
Contoh yang paling simpel adalah, seseorang tidak boleh merokok di sembarang tempat di Singapura. Jadi, jika Anda seorang perokok dan berniat jalan-jalan di Singapura, hati-hatilah! Jangan samakan Singapura dengan Jakarta, di mana Anda bisa merokok dengan seenaknya di sembarang tempat. Dan ketika ada orang memandang tidak nyaman kepada Anda, Anda justru malah balik melotot. Jika itu Anda lakukan di sini, siap-siap saja berurusan dengan aparat setempat.
Untuk mewujudkan Singapura yang bersih dan teratur seperti sekarang ini, tentunya sudah melalui proses yang panjang. NEA sendiri berdiri sejak 1 Juli 2002, dan memang berkonsentrasi untuk masalah lingkungan serta berusaha mewujudkan lingkungan yang berkualitas terutama bagi generasi mendatang.
Salah satu program yang mereka buat adalah kepedulian terhadap lingkungan yang ditanamkan sejak kecil. Mereka mencanangkan sebuah program yang bernama Clean and Green Singapore. Di dalam program ini terdapat 3 pilar atau agenda utama, yaitu:
1. Clean Environment / Lingkungan yang bersih.
Memupuk sejak dini kesadaran untuk sebuah gaya hidup yang bersih dan peduli lingkungan demi terjaminnya kesehatan masyarakat serta pencegahan terhadap efek polusi yang lebih besar.
2. City of Gardens and Water / Kota yang penuh taman dan air
Menumbuhkan ikatan emosional antara manusia dan lingkungan. Itulah mengapa kita banyak melihat taman di Singapura. Dengan terbiasa melihat taman yang indah dan rapi, tentunya lama kelamaan kita akan jatuh cinta dan tidak rela ketika melihat taman itu dirusak, betul?
3. Energy Efficiency & Resource Conservation / Efisiensi energi dan konservasi sumber daya
Menanamkan kesadaran akan pentingnya lingkungan yang terpelihara, dengan cara hemat dalam memanfaatkan energi dan air. Selain itu turut aktif dalam kegiatan konservasi sumber daya alam.
Seperti yang saya kemukakan di atas, bahwa kesadaran akan arti pentingnya menjaga lingkungan itu perlu ditanamkan sejak dini. Salah satu kegiatan yang dilakukan demi mendukung program Clean and Green Singapore adalah dengan mengadakan kontes kreatifitas dan karnaval bagi murid Kindergarten (TK) dan Primary School (SD). Putri kami yang kebetulan waktu itu kami daftarkan di TK lokal, ternyata diikutsertakan dalam perlombaan ini.
PCF Queenstown, TK di mana putri kami belajar, ternyata lolos masuk ke Final Dance Competition dengan tema lingkungan. Kami para orang tua diberi kesempatan untuk ikut menyaksikan. Acaranya sendiri diselenggarakan di Multi-Purpose Hall, ITE College Central, pada tanggal 4 November 2014.
Kami sungguh merasa bangga, setelah sebelumnya diikutkan dalam Coloring Competition, kini putri kami diikutkan dalam sebuah Dance Competition, masuk putaran final pula. Hal ini dapat menjadi pengalaman dan melatih keberaniannya untuk tampil di depan publik.
Berikut ini video saat kompetisi itu yang sudah saya unggah di Youtube:
Selain Dance Competition, ada juga perlombaan yang lain, yaitu lomba kreasi dengan menggunakan bahan-bahan daur ulang. Anak-anak ini dilatih untuk memanfaatkan kembali barang yang sudah tidak terpakai menjadi sebuah karya yang indah. Berikut beberapa yang sempat saya abadikan:

Nah, sebetulnya tidak sulit kan, untuk membentuk generasi penerus kita supaya menjadi generasi yang lebih peduli terhadap lingkungan? Melalui kegiatan dan perlombaan semacam ini, anak-anak akan terbiasa untuk mencintai lingkungan. Namun yang lebih utama adalah keteladanan. Yup, KETELADANAN. Mau sampai berbusa seperti apapun mulut kita, ketika kita tidak memberi contoh yang baik bagi anak-anak kita, ya percuma saja.
Kita selalu bilang, jangan membuang sampah sembarangan, tapi kita sendiri masih membuang sampah tidak pada tempatnya. Kita menasehati supaya jangan menebang pohon karena dapat menyebabkan banjir, sementara kita sendiri rajin memotong pohon di depan rumah sampai tak bersisa daunnya, dengan alasan khawatir takut roboh atau patah kena angin. Padahal dengan mengurangi sedikit rantingnya saja sudah cukup, tidak perlu sampai habis daunnya.
Jadi jika kita ingin lingkungan kita tetap terjaga kelestariannya, mulailah dari sekarang, mulailah dari diri sendiri, dan lingkungan terkecil yaitu keluarga. Hati-hati dalam bertindak, karena anak adalah cerminan diri kita, atau dengan kata lain, Your Children is What You Said / Did.
Mari bersama kita wujudkan Indonesia yang lebih asri dan berseri agar senantiasa lestari. Ingat, negeri ini adalah titipan dari anak cucu kita yang harus kita jaga kelestariannya.
Salam lestari!
NB: Anda dapat melihat koleksi foto-foto saya yang lain di http://cagakurip.blogspot.sg
gilya ampun keren dan kreatif bgt kka
Iyah… Seandainya di Indonesia juga sering diadakan perlombaan serupa secara rutin. Mungkin Ciliwung bisa bersih…
Hoo..ada organisasi tersendiri ya yang mengatur, pantas saja rapi dan teratur seperti itu. Btw itu latihan dancenya berapa lama? Lincah-lincah banget si, ikut bangga deh liatnya.. ^^ dan anak-anaknya kreatif yaa, bagus-bagus hasil karya daur ulangnya.. 😀
Nasywa sih waktu itu latihannya kira-kira 2 bulan-an. 2 sampai 3 kali seminggu sepulang sekolah. 🙂