Coloring Competition di Singapura

Kali ini saya ingin berbagi pengalaman ketika putri pertama kami, Nasywa, mengikuti Coloring Competition di Singapura. Event ini  sudah berlangsung lebih dari setahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 10 November 2013. Namun daripada tidak terabadikan sama sekali, akhirnya saya paksakan diri meluangkan waktu untuk menulisnya.

Sebenarnya ini bukanlah pertama kali Nasywa ikut lomba mewarnai. Ketika masih di playgroup, dia pernah mengikuti lomba yang waktu itu diadakan di Taman Buah Mekar Sari, oleh Bimba. Meskipun waktu itu tidak mendapat juara, paling tidak melatih keberaniannya untuk tampil dan mengekspresikan diri. Karena selain ikut lomba mewarnai, dia juga dipilih untuk ikut Dance Competition. 😎

Seperti yang telah saya sharing pada blog saya yang dulu, kami sekeluarga memulai babak baru kehidupan di negeri orang, tepatnya di Singapura. Putri pertama kami, Nasywa, yang memang sudah waktunya masuk TK, kami daftarkan ke TK lokal Singapura. Ini merupakan pengalaman baru, tidak saja bagi dia namun juga bagi kami selaku orang tuanya. Alhamdulillah, dia mendapat kelas dengan guru walinya adalah orang Melayu. Hal ini sangat menolong, karena pada saat itu Nasywa belumlah terlalu mengerti Bahasa Inggris. Paling tidak dengan guru wali yang berbahasa Melayu tersebut, dapat menjadi jembatan bagi dia untuk memahami Bahasa Inggris. Untunglah ketika masih di Cikarang dia sering menonton film Upin Ipin, sehingga ketika sang guru bercakap-cakap dengan Bahasa Melayu, dia dapat mengerti sedikit-sedikit. :mrgreen:

Setelah beberapa bulan bersekolah, rupanya sang guru melihat bakat dari putri kami yakni ‘menggambar’ dan ‘mewarnai’. Suatu hari dia memberikan brosur kepada kami yang berisi pengumuman Coloring Competition (Lomba Mewarnai) di Tanjong Pagar Community Center. Awalnya kami tidak yakin, karena mengingat status kami yang foreigner dan bukanlah Permanent Residence ataupun Citizen. Tapi guru tersebut meyakinkan kami, bahwa ini adalah salah satu ajang yang sangat baik sekali untuk mengasah bakat serta melatih keberanian putri kami. Akhirnya kami sepakat untuk mendaftarkan putri kami pada lomba tersebut.

Pelaksanaan Lomba

Hari yang dinanti pun tiba. Diiringi hujan rintik, kami menyusuri jalan mencari lokasi pelaksanaan lomba. Maklum, kami jarang blusukan di daerah tersebut. Setelah menemukan lokasinya, Nasywa dan ibunya pun turun terlebih dahulu, sedangkan saya mencari lokasi parkir yang tidak terlalu jauh.

Ternyata hari itu di Tanjong Pagar Community Center ramai sekali. Kegiatan yang diadakan tidak hanya lomba mewarnai untuk anak-anak, melainkan bermacam-macam perlombaan untuk hewan peliharaan. Saat itu adalah pertama kalinya bagi kami untuk ikut terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan di Singapura.

Setelah melihat-lihat secara sekilas, kami pun segera mencari panitia untuk lomba mewarnai. Selesai mengisi beberapa lembar kertas registrasi, kami dipersilahkan memasuki ruangan di mana di dalamnya sudah berkumpul beberapa anak bersama orang tuanya.

Akhirnya tepat pukul 10.00 lomba pun dimulai. Anak-anak itu diberikan waktu selama 2 jam untuk mewarnai gambar yang sudah dibagikan oleh panitia. Mereka mulai sibuk berkutat dengan peralatan mewarnai mereka, ada yang memakai pensil warna, crayon, dan ada pula yang berkreasi dengan cat air. Orang tua saat itu hanya mengawasi dan mengarahkan. Mereka tidak boleh membantu mewarnai.

Nasywa yang sewaktu di Cikarang sudah kami les-kan mewarnai, tampak asyik berkreasi dengan crayon-crayonnya.

Nasywa Asyik Mewarnai
Nasywa Asyik Mewarnai

Anak-anak tersebut tampak sangat serius dan tekun dalam mewarnai gambar-gambar tersebut. Namun, beberapa ada juga yang tidak telaten dan akhirnya dibantu oleh orang tuanya, meskipun itu melanggar peraturan. :mrgreen:

Serius Mewarnai
Serius Mewarnai

Di tengah-tengah lomba, tiba-tiba datang sesorang yang mendapat sambutan hangat dari seluruh hadirin yang ada di dalam ruangan. Dia berjalan dan memperhatikan peserta lomba secara seksama. Nasywa pun tak luput dari perhatiannya. Cukup lama dia memperhatikan Nasywa, dan sempat bertanya kepada istri saya, “Apakah putri Anda diikutkan ke dalam les menggambar?”

Istri saya pun menjawab, “Ya, dia memang kami ikutkan les mewarnai”

Kemudian dia berkata, “Ya, pantas saja gambarnya terlihat berbeda. Bagus.”

Orang tersebut kemudian berjalan lagi melihat-lihat peserta yang lain. Saya yakin dia orang penting, karena banyak orang berebutan untuk bersalaman dengannya. Setelah beberapa hari, baru saya tahu dari televisi bahwa dia ternyata adalah Mr Chan Chun Sing, Minister for Social and Family Development. Yah, kalau di Indonesia kira-kira Menteri Sosial lah… 😎

Mr. Chan Chun Sing, Minister for Social and Family Development
Mr. Chan Chun Sing, Minister for Social and Family Development

Setelah waktu habis, para peserta pun harus segera mengumpulkan gambar mereka kepada panitia, untuk kemudian menunggu pengumuman pemenang dari dewan juri. Sebelum dikumpulkan, Nasywa sempat berpose dengan hasil karyanya bersama sang ibu.

Nasywa, Ibu, dan hasil karyanya
Nasywa, Ibu, dan hasil karyanya

Pengumuman Pemenang

Ketika menunggu pengumuman, kami pun berjalan-jalan di sekeliling Community Center tersebut, sambil melihat-lihat pertandingan yang lain. Banyak sekali orang-orang datang sambil membawa hewan peliharaan mereka masing-masing, dari burung, kucing, maupun anjing. Hewan-hewan tersebut bahkan sampai diberi hiasan-hiasan yang lucu. Tidak jarang orang mendorong semacam kereta bayi, namun ternyata di dalamnya adalah kucing. Kami pun tersenyum-senyum melihatnya.

Saat yang dinantikan pun tiba, yaitu pengumuman pemenang lomba hari itu. Dari lomba fashion hewan peliharaan, lomba ketangkasan hewan peliharaan, lomba kecerdasan hewan peliharaan, dan yang terakhir adalah lomba mewarnai untuk anak-anak.

Nasywa pun dengan sabar menanti di antara kerumunan penonton sampai dengan saat pengumuman tiba.

Berdebar-debar Menanti Pengumuman
Berdebar-debar Menanti Pengumuman

Yap, dan alhamdulillah, meskipun bukan juara pertama, dia tetap mendapatkan nomor dan dipanggil untuk naik ke atas panggung. Dia menjadi juara harapan. Yah, yang terpenting adalah supaya dia belajar untuk berani berkompetisi, apapun hasilnya tidak menjadi masalah. Menang atau kalah bukanlah tujuan akhir, yang terpenting adalah prosesnya. Dan sepertinya dia pun senang, karena mendapatkan hadiah berupa amplop yang berisi uang Sepuluh Dollar. :mrgreen:

Nasywa Menerima Hadiah
Nasywa Menerima Hadiah

Selamat ya, Nak… 🙂

About Tatang Tox

Hanya manusia biasa / kawulo alit yang senang menulis dan fotografi.

View all posts by Tatang Tox →

10 Comments on “Coloring Competition di Singapura”

  1. wiii selamat ya Nasywa… lumayan mas 10 dollar bisa buat jajan Nasywa.
    eh kurs dollar singapore berapa ya sekarang.. 😀

    semoga semakin betah di Singapore dan bisa beradaptasi dengan baik.

    1. Mbak Anna : Terima kasih tante… Tapi kata ibu, Nasywa gak boleh jajan sembarangan. Lebih baik membawa makanan dari rumah… 😉 Yah, 1 Singapore Dollar sekitar 9 ribu lebih, tante. Lumayan buat tabungan kalo udah pulang ke Indonesia lagi… Hehehehe… :mrgreen:

    1. Risna : Aku mewariskan kebaikan dan kebijaksanaan, Hahaha… BTW, Terima kasih tante Risna, mudah-mudahan lain kali Nasywa bisa dapet juara. :mrgreen:

      chakiman : Terima kasih sudah berkunjung. Kami segera ke te ka pe… 😆

Tinggalkan jejakmu di sini :)

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.