Idul Fitri Di Kala Pandemi

Selamat Hari Raya Idul Fitri

Pandemi yang tak kunjung berakhir ini, benar-benar telah membawa perubahan di sana-sini. Semenjak bulan Ramadhan, bahkan hingga tiba Hari Raya Idul Fitri. Hampir semuanya merasa terbelenggu oleh adanya virus corona dengan varian baru. Menghambat seluruh aktivitas dan rencana kegiatan tanpa pandang bulu.

Tadinya, saya masih menaruh harapan, bahwa pandemi ini akan sirna ketika mendekati Hari Raya. Tapi apa mau dikata, kenyataan berbicara sebaliknya. Kasusnya semakin merajalela, tidak hanya menyerang si papa namun juga si kaya. Tak ada yang sanggup bersembunyi dari dari serangan Virus Corona. Segala daya dan upaya telah dicoba, dari tingkat negara hingga tingkat desa. Semua seolah tak berdaya untuk menghadapinya.

Yang jelas, virus ini bukan isapan jempol belaka apalagi rekayasa. Karena jumlah korban di seluruh dunia sungguh tak terkira. Semua negara-negara di dunia sedang bahu-membahu untuk menghadapinya. Namun semuanya sama, masih berusaha meraba-raba dan mencari cara yang efektif untuk memusnahkannya.

Mendekati hari raya, saya semakin merasa putus asa. Karena sepertinya Hari Raya tahun ini takkan seperti biasanya. Bahkan pemerintah pun sudah jauh-jauh hari sudah memberikan imbauan agar kita jangan dulu mudik di hari raya demi keselamatan keluarga, bangsa, dan negara. Kemampuan virus ini untuk melakukan penularan sungguh tiada terkira. Hanya dalam waktu hitungan hari, dia mampu menginfeksi orang lain terlebih bila imun tubuhnya dalam kondisi yang tidak prima.

Hari Raya Idul Fitri di Cikarang

Saat pagi hari di tanggal 1 Syawal 1441 Hijriyah yang jatuh pada hari Jumat, 22 Mei 2020, meskipun sayup-sayup terdengar suara takbir, tahmid, dan tahlil berkumandang. Tetapi pada hari itu tidak tampak kerumunan ataupun rombongan jamaah yang pergi ke lapangan atau ke masjid-masjid. Karena sebagaimana fatwa para ulama, untuk tahun ini sholat hari raya agar dilaksanakan di rumah saja bersama keluarga.

Bismillahirrahmanirrahim. Saya yang seumur-umur belum pernah jadi khatib ataupun imam pada sholat hari raya, akhirnya mau tidak mau, bisa tidak bisa, harus bisa. Bukankah selalu ada saat untuk yang pertama? Kali ini adalah salah satunya. :mrgreen:

Pengalaman pertama menjadi imam sholat hari raya
Mengisi khutbah hari raya

Alhamdulillah, kami sekeluarga dapat melaksanakan sholat hari raya Idul Fitri di rumah saja, dilanjutkan dengan bermaaf-maafan antar anggota keluarga. Tidak lupa pula kami menghubungi Mbah Kakung, Mbah Uti, serta keluarga besar baik di Karanganyar maupun di Semarang untuk melakukan Sungkem Virtual. 🙂

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan santap bersama hidangan istimewa di hari raya. Apalagi jika bukan lontong, opor ayam, sambal goreng hati, dan kue-kue kering khas lebaran.

Meskipun dilaksanakan dalam suasana penuh keterbatasan, Insya Allah tidak mengurangi makna dari hari raya Idul Fitri itu sendiri, di mana kita merayakan kemenangan setelah berpuasa satu bulan lamanya. Tapi kali ini, kita tidak hanya berjuang melawan rasa lapar dan dahaga namun juga berjuang melawan Covid-19. Kita harus mampu bertahan dan tidak boleh kalah oleh virus ini. Pertebal keimanan, perkuat daya tahan tubuh, dan perkokoh silaturahim, Insya Allah bersama-sama kita bisa melawan virus ini dan melewati pandemi dengan selamat.

Akhir kata, Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum, mohon maaf lahir dan batin, salam sehat untuk kita semua. 🙂

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Untuk foto-foto yang lain bisa tengok di photoblog saya di sini.

About Tatang Tox

Hanya manusia biasa / kawulo alit yang senang menulis dan fotografi.

View all posts by Tatang Tox →

Tinggalkan jejakmu di sini :)

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.