Allahu Akbar… Allahu Akbar… Laa ila ha illallahu Allahu Akbar… Allahu Akbar Walillahilhamd… Pagi itu cuaca tidak begitu panas dan juga tidak terlalu mendung. Kami umat muslim merayakan hari kemenangan setelah berpuasa satu bulan lamanya.
Sebagai orang Indonesia, sudah menjadi kebiasaan bagi kami untuk melaksanakan Sholat Ied di Masjid Istiqomah di dalam komplek KBRI Singapura. Selain dapat berjumpa dengan saudara sebangsa dan setanah air, kami juga berkesempatan untuk mencicipi hidangan khas ala tanah air yang sudah disiapkan oleh pihak Kedutaan. 😎
Saya sendiri, setelah 2 tahun tinggal di Singapura, ini merupakan kali ketiga melaksanakan Sholat Idul Fitri sekaligus berlebaran di Negeri Singa. Dulu pun saya pernah menulis tentang suasana Hari Raya di Singapura, tepatnya 2 tahun yang lalu. Tapi saya pikir tidak ada salahnya kali ini saya menuliskan tema yang sama namun dengan suasana yang sedikit berbeda. 😉
Mendekati gerbang pintu masuk KBRI, sudah ada petugas yang membawa TOA, menginformasikan agar jamaah yang masih berada di jalan, supaya mempercepat langkahnya, karena Sholat Ied akan segera dimulai. Selain itu, diinfokan pula adanya Panitia Penerima Zakat Fitrah yang sudah siap untuk melayani jamaah yang ingin membayar zakat fitrah.
Yang menjadi imam sekaligus khatib untuk Sholat Ied tahun ini adalah Bapak Said Agil Al Munawar. Terlepas dari berbagai kontroversi yang melekat pada Beliau, jamaah tetap mengikuti rangkaian kegiatan Sholat Ied dengan khusyuk dan tertib. Dan bila dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah jamaah yang datang tahun ini lebih banyak, mungkin lebih dari 3000 orang. Hal ini dapat dillihat dari banyaknya jamaah yang tidak kebagian tempat di bawah tenda yang sudah disediakan.
Usai melaksanakan Sholat, kami pun segera menuju halaman depan KBRI Singapura untuk halal bi halal, bersalam-salaman dengan Bapak Duta Besar dan Pejabat dari KBRI. Namun yang paling utama adalah, selesai bersalaman, hidangan ketupat sayur, sambal goreng daging, dan ayam goreng sudah menanti. Selain itu masih terdapat pula bakso, kue-kue, dan makanan ringan lainnya. (pokoke party choy!!!)
Selesai menyantap hidangan, tibalah saat untuk berfoto bersama Bapak Dubes dan Bapak Wakil Dubes beserta ibu. Ternyata antriannya pun sudah panjang. 😯
Setelah serangkaian kegiatan tersebut, satu per satu jamaah pun mulai meninggalkan lokasi. Namun demikian masih terdapat beberapa orang yang tetap berada di sekitar Masjid Istiqomah untuk melaksanakan Sholat Jumat.
Itulah sekelumit cerita tentang suasana Hari Raya Idul Fitri tahun ini 1436 H, di Singapura. Dalam kesempatan ini pula izinkan kami mewakili keluarga, mengucapkan Taqaballahu Minna Wa Minkum, Shiyaamana wa Shiyaamakum, Minal Aidin wal Faizin, mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kesalahan dan kekhilafan yang pernah kami perbuat baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Semoga kita semua masih dapat dipertemukan dengan Bulan Ramadhan di tahun yang akan datang. Amiin…
Salam.
Bagi yang ingin melihat koleksi foto-foto lebih lengkap, silahkan kunjungi Photoblog saya di sini.
Selamat Idul Fitri 1436 H, seru juga lebaran di negeri singapura, eh itu tidak repot panitianya saat mau sholat id masih sempet buka pendafaran untuk yang mau bayar zakat?
Alhamdulillah, Kang Adang. Meskipun berada di negeri seberang, namun suasana Lebaran ala Indonesia masih terasa, paling tidak di dalam komplek KBRI
Untuk panitia zakat sebenarnya sudah dibuka sejak Bulan Ramadhan, hanya saja mereka masih memberikan kesempatan bagi Jamaah yang ingin menyerahkan zakat fitrahnya pagi itu. Tapi memang sih, saya lihat mereka sedikit tergesa-gesa saat Sholat Ied akan dimulai. 😆