Apakah Anda tahu bahwa air keran di Singapura dapat diminum langsung? Namun apakah Anda juga tahu bagaimana Singapura mengelola airnya? Dari manakah sumber-sumber air di Singapura?
Jika sebelumnya saya sempat berbagi tentang pengolahan sampah di Singapura, maka kali ini saya akan mencoba berbagi tentang seluk beluk air di Negeri Singa ini.
Selain terkenal dengan kebersihan kotanya, Singapura juga terkenal dengan tata kota dan sistem drainase yang baik. Kita tidak akan menemui sebuah sungai yang berwarna hitam dengan aroma yang tidak sedap. Semuanya tampak bersih dan indah dipandang mata. Bagaimana bisa demikian? Nanti di bawah, Anda akan menemukan jawabannya.
Pada postingan sebelumnya, saya juga sempat menjelaskan bahwa di Singapura terdapat suatu organisasi yang khusus menangani masalah lingkungan, yaitu NEA (National Environment Agency). Nah, khusus untuk menangani masalah air ini, juga terdapat sebuah badan / organisasi yang bertanggung jawab, yaitu PUB (Public Utilities Board). PUB mengurusi segala yang berkaitan dengan supply air, baik dari masalah pemipaan, drainase, sampai proses daur ulang air.
Sebagai permulaan, saya akan menjelaskan dahulu jenis-jenis air di Singapura berdasarkan sumbernya. Air di Singapura terbagi menjadi 4 jenis, yaitu air hujan, air impor dari Johor Bahru, desalinisasi / penyulingan air laut, dan NEWater. Untuk lebih mengenal masing-masing jenis air tersebut, mari kita simak satu per satu.
1. Air Hujan
Patut Anda ketahui, bahwa sistem drainase di Singapura ini memisahkan antara aliran air hujan dan air kotor / limbah. Itulah sebabnya, sungai ataupun saluran air yang kita lihat di Singapura tampak bersih. Ya, karena air yang mengalir di sana adalah air hujan, bukan bercampur dengan air limbah.
Kini kita tahu mengapa sungai dan kali-kali di Indonesia sampai kapanpun tidak akan pernah bisa bersih dan jernih karena sungai dan kali tersebut merupakan tempat bermuaranya air limbah. Baik itu limbah rumah tangga atau bahkan limbah industri yang masih mengandung zat-zat berbahaya bagi lingkungan.
Di Singapura, air hujan akan ditampung oleh sebuah daerah resapan air untuk kemudian dialirkan melalui saluran air, kanal, dan sungai menuju reservoir sebagai tempat penyimpanan air. Air dari reservoir tersebut kemudian diproses lebih lanjut supaya dapat digunakan sebagai air minum dan dialirkan ke rumah-rumah penduduk.
Di bawah ini adalah daftar reservoir yang ada di Singapura:
Pandan Reservoir | Kranji Reservoir |
Jurong Lake Reservoir | MacRitchie Reservoir |
Upper Peirce Reservoir | Lower Peirce Reservoir |
Bedok Reservoir | Upper Seletar Reservoir |
Lower Seletar Reservoir | Poyan Reservoir |
Murai Reservoir | Tengeh Reservoir |
Sarimbun Reservoir | Pulau Tekong Reservoir |
Marina Reservoir | Serangoon Reservoir |
Punggol Reservoir |
Selain menjadi tempat penyimpanan air hujan, reservoir juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi. Kita bisa melakukan berbagai kegiatan outdoor, seperti hiking, joging, memancing, piknik, fotografi, dsb. Untuk lebih jelasnya, coba lihat peta resapan air di bawah ini:
2. Air Impor Dari Johor Bahru
Sampai saat ini Singapura masih menggunakan air yang diimpor dari Johor Bahru. Impor air ini dilakukan dengan perjanjian bilateral di antara kedua negara. Perjanjian pertama sudah berakhir pada bulan Agustus tahun 2011 yang lalu, dan sudah diperbaharui kembali serta berlaku sampai dengan 2061.
Untuk impor air ini, terdapat saluran pipa yang menghubungkan antara Johor dan Singapura. Air impor ini merupakan cadangan air kedua Singapura.
3. Air Desalinisasi / Penyulingan Air Laut
Pada September 2005, Singapura meresmikan SingSpring Desalination Plant di Tuas. Plant tersebut merupakan proyek pertama dari PUB yang melibatkan pihak swasta sebagai pengelolanya. Perusahaan SingSpring Pte Ltd ditunjuk untuk mendesain, membangun, dan mengoperasikan plant tersebut serta men-supply air ke PUB. Plant tersebut mampu memproduksi 30 juta galon (136.000 m³) air setiap harinya.
Proses yang dilakukan adalah air laut akan disaring untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak diinginkan. Selanjutnya air akan melalui proses Reverse Osmosis (RO). Air yang dihasilkan ini sangat jernih dan pada tahap berikutnya dilakukan proses remineralisasi. Setelah serangkaian tahapan tersebut, air tersebut akan dicampur dengan air berasal dari reservoir yang sudah diolah dan selanjutnya didistribusikan ke rumah-rumah ataupun kawasan industri di bagian barat Singapura.
Selain itu, Tuaspring Desalination Plant, yang merupakan plant terbesar kedua juga ikut memperkuat ketersediaan air di Singapura pada masa yang akan datang. Plant ini mampu memproduksi 70 juta galon (318.200 m³) air setiap harinya.
Diharapkan pada tahun 2060, air hasil penyulingan dari air laut ini, bisa memenuhi 25 % dari total permintaan air di seluruh Singapura. Sungguh luar biasa bukan? Mereka sudah berpikir jauh ke depan. Bagaimana dengan kita?
4. NEWater
Ide untuk melakukan reklamasi air atau daur ulang air ini sebenarnya sudah muncul sejak tahun 1970-an. Hanya saja pada waktu itu teknologi yang ada belum memungkinkan. Namun demikian, studi mengenai hal tersebut terus dilakukan, dan resmi diinisiasi pada tahun 1998. Akhirnya NEWater ditemukan pada tahun 2003.
Apakah sebenarnya NEWater itu? NEWater adalah air hasil daur ulang dari air limbah baik rumah tangga maupun industri yang sudah melalui proses filterisasi dan pemurnian sehingga aman dikonsumsi.
Plant untuk memproses NEWater ini pertama kali dibangun di Bedok dan Kranji pada tahun 2003, yang kemudian disusul dengan pembangunan plant lain di daerah Ulu Pandan pada Maret 2007.
Pada tahun 2010, dibuka sebuah plant yang terbesar untuk pemrosesan NEWater ini di daerah Changi dengan luas 32 hektar, memproses setidaknya 180 juta galon atau sekitar 320 kolam renang tipe olympyc setiap harinya.
Bagaimana proses reklamasi air tersebut hingga bisa menjadi NEWater?
Seperti yang sudah saya ungkapkan di atas, bahwa Singapura memisahkan saluran air limbah dan air hujan. Saluran air limbah, baik itu dari rumah-rumah maupun industri yang sudah melalui penyaringan awal, biasanya terletak jauh di dalam tanah dan tertutup. Saluran ini terhubung ke seluruh Singapura dan bermuara ke beberapa plant pengolahan air limbah, seperti di Kranji, Bedok, dan Changi.
Dari kedalaman sekitar 60 m di bawah permukaan tanah, air dipompa ke atas untuk menjalani proses penyaringan dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi. Penyaringan dilakukan dengan menggunakan teknologi Microfiltration (MF). Caranya yaitu melewatkan air pada sebuah lapisan membran supaya partikel-partikel padat, bakteri, virus dan protozoa dapat tersaring. Air yang melewati membran tersebut hanya mengandung larutan garam dan molekul organik saja.
Pada tahapan berikutnya, dilakukan proses Reverse Osmosis (RO). Pada proses RO ini digunakan semi-permeable membrane, yaitu sebuah lapisan membran yang memiliki pori sangat kecil, sehingga hanya dapat dilalui oleh partikel air saja. Oleh karena itu, zat-zat yang lain seperti bakteri, virus, logam berat, nitrat, klorida, sulfat, hidrokarbon, pestisida, dsb tidak dapat melewati membran tersebut. Akhirnya diperoleh NEWater yang merupakan air RO dan bebas dari virus, bakteri, dan material organik lainnya.
Air NEWater ini biasanya digunakan untuk keperluan industri yang memerlukan air dengan kualitas lebih bagus daripada air minum biasa. Selain itu juga digunakan untuk sistem pendingin udara pada gedung-gedung kantor dan pertokoan.
Perlu diketahui bahwa NEWater ini merupakan air murni (H2O) tanpa kandungan mineral apapun. Padahal untuk air minum, kita membutuhkan air yang ada kandungan mineralnya. Oleh karena itu, sebagian air NEWater ini dialirkan ke reservoir-reservoir sebagai cadangan untuk kemudian diproses lebih lanjut supaya dapat digunakan sebagai air minum dan distribusikan ke rumah-rumah penduduk.
Saat ini NEWater sudah mampu memenuhi 30 % dari total kebutuhan air di seluruh Singapura. Tidak mau sampai di situ saja, mereka bahkan akan meningkatkan kapasitas NEWater sehingga bisa memenuhi 55 % kebutuhan air di seluruh Singapura pada tahun 2060. Lantas, negara kita sudah punya planning apa ya sampai 2060? 😆
Deep Tunnel Sewerage System (DTSS)
Selain sudah memiliki beberapa plant untuk pengolahan dan reklamasi air, saat ini Singapura sedang mengerjakan sebuah mega proyek yang disebut dengan Deep Tunnel Sewerage System (DTSS). DTSS ini adalah sebuah saluran sepanjang 48 km yang digunakan untuk saluran air limbah. Pada tahap pertama, saluran yang letaknya bahkan lebih dalam dari jalur MRT ini, membentang dari utara (Kranji Water Reclamation Plant) ke timur dan bermuara di Changi Water Reclamation Plant. Yaitu sebuah plant yang melakukan reklamasi air sebelum akhirnya diolah menjadi NEWater.
Rencananya pada tahap kedua, akan dibuat saluran serupa yang membentang ke bagian barat Singapura, di mana terdapat Tuas Water Reclamation Plant.
Untuk mendapatkan sebuah gambaran yang utuh, berikut ini adalah simulasi bagaimana air limbah tersebut bisa menjadi air murni / NEWater (klik gambar untuk memulai) :
Demikian sharing dari saya mengenai pengolahan air di Singapura, mudah-mudahan bermanfaat. Awalnya cuma mau nulis sedikit, eh, ternyata keterusan dan jadi begini panjangnya. 😆
Banyak yang bisa kita pelajari dari negeri tetangga ini. Tak perlu studi banding jauh-jauh. Cukup ke yang terdekat saja. Yang penting adalah, setelah studi banding, PRAKTEKKAN!!! Jangan hanya menjadi penghias bibir semata. Saya yakin Indonesia bisa berubah menjadi lebih baik, oh tidak, Indonesia HARUS berubah menjadi lebih baik.
Salam. 🙂
Bisakah kita berkunjung ke tempat penjernihan air di Singapore? Saya mau bawa rombongan tour ke tempat penjernihan air
Mungkin masih harus sabar kita bisa seperti mereka, coba saja negeri singapura punya luas seperti negara kita pasti sangat kompleks masalahnya.
betul Kang Jum. Memang tidak bisa dibandingkan apple to apple antara Indonesia dan Singapura, tapi paling tidak kita bisa belajar banyak hal. Dan terutama passion dari para pemimpin kita. Terutama pemimpin daerah dan anggota legislatif. Mudah-mudahan orang-orang baik seperti Ridwan Kamil, semakin banyak di negeri kita, ya Kang Jum?
Emang mantep ya, 30% kebutuhan udah dipenuhi oleh NEWater. Malah udah punya target bisa sampai 55%. Kita? Masih PR banget kayaknya. Ya air sungai aja isinya limbah dan sampah muluk. :’)
Bener mbak. Eniwei udah ngerasain air keran atau belum waktu maen ke Singapura? Itu bekas pipis loh… #ups… 😆
ada videonya mas?
menarik mas, hanya saja ketika mau praktik itu bingung tanpa ada langkah yang jelas..
salam generasi ingin berubah
Di bagian akhir artikel ada file swf yang bisa di-putar. Jika dari mobile mungkin harus di download dulu serta mendownload aplikasi yang bisa menjalankannya. Pada file swf tersebut menjelaskan bagaimana proses reklamasi air. Mohon konfirmasi, apakah benar itu yang dimaksud?