Tanggal 6 April 2014 menjadi hari yang bersejarah bagi seluruh warga negara RI yang berada di Singapura. Mengapa? Karena pada hari tersebut, telah dilaksanakan sebuah proses pembelajaran kehidupan berdemokrasi, yaitu Pemilihan Umum untuk Anggota Badan Legislatif periode 2014-2019. 😎
Pendataan dan Registrasi
Jauh-jauh hari sebelumnya, PPLN (Panitia Pemilihan Umum Luar Negeri) Singapura bekerja sama dengan Pantarlih (Panitia Pendaftaran Pemilih) telah mengirimkan surat undangan kepada seluruh WNI yang berada di Singapura. Di dalam surat tersebut dijelaskan mengenai proses Pemilihan Umum yang akan dilaksanakan di KBRI Singapura. Selain itu, juga dimohon mengirimkan konfirmasi perihal metode pemilihan yang dikehendaki, apakah datang langsung ke KBRI pada hari H atau memilih lewat pos. Selain lewat surat, PPLN juga membuka proses registrasi secara online, melalui website http://www.pplnsingapura.org. Dari data yang diperoleh dari PPLN Singapura, tercatat sebanyak 112.123 orang yang menjadi DPT (Daftar Pemilih Tetap) di Singapura.
Saya sendiri telah mencoba dua metode yang berbeda dalam mendaftar sebagai pemilih pada Pemilu Legislatif kali ini. Saya dan istri kebetulan mendapat surat undangan dari PPLN yang meminta konfirmasi mengenai metode pemilihan yang kami pilih. Namun ternyata pembantu kami belum mendapatkan surat yang dimaksud, oleh karena itu kemudian saya mendaftarkan dia melalui website PPLN. Dan tidak saya sangka, kurang dari seminggu, pembantu kami juga mendapatkan surat undangan untuk melakukan pemilihan. 😎
Sebagai informasi tambahan, pada surat undangan yang dikirimkan kepada calon pemilih dilengkapi dengan Barcode yang nantinya berfungsi saat proses registrasi pada hari pencoblosan maupun saat penghitungan suara.
Masa Persiapan dan Dukungan Teknis
Demi mendukung dan memastikan kelancaran pelaksanaan pada saat hari H, PPLN Singapura merangkul masyarakat Indonesia yang berada di Singapura untuk bergabung ke dalam KPPSLN (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri). Tidak kurang dari dari 250 orang bergabung ke dalam KPPSLN ini yang kemudian dibagi kedalam 36 kelompok. Masing-masing kelompok yang beranggotakan sekitar 5 orang bertanggung jawab untuk satu TPS (Tempat Pemungutan Suara) dengan 4 bilik suara. Selain itu, masih ada beberapa orang lagi yang dialokasikan untuk bertugas di meja registrasi dan berfungsi sebagai care taker untuk membantu kelancaran mobilisasi massa.
Para anggota KPPSLN ini sudah mendapatkan pembekalan yang cukup matang melalui Bimtek (Bimbingan Teknis) yang diselenggarakan oleh PPLN Singapura. Bimtek untuk anggota KPPSLN ini dilaksanakan sebanyak 2 kali, yaitu pada tanggal 16 dan 22 Maret 2014. Pada acara Bimtek tersebut, juga dilakukan simulasi seperti halnya ketika pelaksanaan pemungutan suara yang sesungguhnya. Hal ini dilakukan agar para anggota KPPSLN benar-benar mengerti akan tugas dan tanggung jawabnya. Bahkan pada hari H-1 meskipun hujan lebat mengguyur Singapura, para anggota KPPSLN ini tetap antusias datang ke KBRI Singapura untuk memastikan bahwa semua atribut yang akan dipakai pada saat hari-H sudah lengkap.
Sebagai orang yang masih terbilang baru tinggal di Singapura dan baru pertama kalinya terlibat dalam Pemilu di luar negeri, saya merasa terharu sekaligus bangga melihat semangat dan antusiasme saudara-saudara sebangsa dan setanah air yang tergabung dalam KPPSLN ini. Mereka memiliki komitmen yang tinggi untuk turut menyukseskan Pemilu Legislatif kali ini.
PPLN Singapura juga mendapat bantuan tenaga untuk satgas pengamanan. Sekitar 8 orang dari Mabes Polri dikirimkan khusus dari pusat untuk mendukung pengamanan KBRI Singapura selama proses Pemilu berlangsung. Di samping itu, terdapat juga Bobotoh Singapura yang dipersiapkan untuk turut membantu mengamankan selama proses pencoblosan di bawah koordinasi Tim Pengamanan KBRI Singapura.
Demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, KBRI Singapura juga mendapatkan bantuan tenaga pengamanan dari Tanglin Police Division Headquarter sebanyak 2 tim dengan 2 mobil patroli. Tim dari kepolisian Tanglin ini turut membantu pengamanan untuk area di sekitar KBRI Singapura. 😯
Untuk membantu kelancaran mobilisasi para pemilih, PPLN Singapura juga mempersiapkan semacam Shuttle Bus untuk mengantarkan para pemilih sampai dengan stasiun MRT terdekat. Hal ini untuk mengantisipasi bergerombolnya massa untuk menunggu angkutan umum. Sehingga aliran orang yang datang dan pergi bisa lebih lancar.
Hari Pencoblosan
Tibalah hari yang dinanti. Tanggal 6 April 2014, pagi dini hari, sudah tampak kesibukan di dalam dan luar KBRI Singapura. Setiap orang sibuk mempersiapkan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Di depan sudah tampak Tim pengamanan besiap siaga. Sementara itu di meja registrasi, tampak para anggota tim sudah siap untuk menyambut para pemilih dengan barcode scanner mereka. Sedangkan di TPS-TPS, tim KPPSLN mempersiapkan perlengkapan mereka seperti surat suara, kotak suara, tinta Pemilu, dan perlengkapan pendukung lainnya. Menjelang pagi, di luar pagar KBRI Singapura, sudah mulai tampak berdatangan para WNI yang ingin menggunakan hak pilihnya.
Tepat pukul 8.00 waktu setempat, gerbang pun di buka, dan para pemilih pun mulai memasuki area KBRI dan mulai menuju meja registrasi. Sampai di meja registrasi mereka harus menunjukkan surat undangan yang sudah pernah dikirim beserta identitas diri, seperti paspor atau Work Permit. Setelah cocok, barcode yang ada di surat undangan kemudian discan dan pemilih akan mendapatkan struk. Pada struk tersebut tertera nama, jenis kelamin, ttl, dan zona Pemilihan. Bagaimana dengan yang belum terdaftar atau tidak menerima surat undangan? PPLN Singapura sudah menyediakan sebuah meja registrasi khusus untuk mereka, dan akan langsung diregistrasi saat itu juga. Mereka nantinya akan termasuk ke dalam Daftar Pemilih Tambahan Khusus Luar Negeri. 💡
Zona pemilihan sendiri dibagi menjadi 2 yaitu Cluster A yang berada di dalam gedung KBRI tepatnya di ruang Ripta Loka, dan Cluster B yang berada dibelakang gedung kantor KBRI. Pada Cluster A terdapat 12 TPS sedangkan pada Cluster B terdapat 24 TPS.
Setelah mendapat struk, pemilih langsung menuju Cluster yang tertera pada struknya, dan dapat langsung menuju TPS mana saja yang ada di dalam Cluster tersebut. Di masing-masing TPS sudah ada petugas yang membawa papan nomor TPS, dan apabila dia mengangkat papan nomornya, berarti TPS tersebut siap menerima pemilih.
Sampai di TPS, pemilih harus membubuhkan tanda tangan pada struk yang sudah diterima dari meja registrasi untuk kemudian diserahkan kepada petugas di TPS. Lalu pemilih akan menerima surat suara dan mendapatkan penjelasan mengenai tata cara Pemilu Legislatif kali ini dari Ketua TPS. Setelah jelas, pemilih dipersilahkan untuk menuju bilik suara untuk mempergunakan hak pilihnya.
Selesai mencoblos/ memilih, pemilih memasukkan surat suara ke dalam kotak suara, dan wajib mencelupkan jarinya ke dalam tinta pemilu, sebagai bukti bahwa dia telah mempergunakan hak pilihnya. Pemilih kemudian bisa langsung pulang atau dapat pula untuk membeli aneka kuliner yang sudah disediakan oleh Cafe Pemilu yang letaknya di dekat pintu keluar.
Jadi, kira-kira seorang pemilih hanya membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit dari gerbang menuju meja registrasi sampai dengan pencoblosan. Gara-gara hal ini, terkadang malah ada pemilih yang bingung. 😆
“Lho, sudah selesai ya, ini Pak? Kok cepat sekali ya? Wah pemilu kali ini gak kerasa… Hehehe…”, demikianlah celoteh para pemilih. Saya hanya senyum-senyum saja. Berarti apa yang sudah direncanakan oleh tim PPLN Singapura berjalan dengan baik. 🙂
Dengan banyaknya jumlah TPS dan bilik suara yang disediakan, praktis tidak terjadi antrian yang signifikan. Selain itu dengan menggunakan sistem barcode, sangat mempermudah dan mempercepat proses registrasi serta mencegah seseorang untuk mempergunakan hak pilihnya lebih dari sekali. 💡
Dari data PPLN Singapura, diperkirakan sekitar 13 ribu WNI yang sudah menggunakan hak pilihnya pada hari itu. Sedangkan untuk pemilih lewat pos berjumlah sekitar hampir 11 ribu. Jadi kalau ditotal sekitar 24 ribu WNI yang menggunakan hak pilihnya di Singapura. Memang jika dibandingkan dengan jumlah DPT yang dirilis oleh PPLN Singapura maka jumlah pemilih ini masih jauh dari target. Namun kita juga tidak bisa memaksa agar seluruh WNI yang ada di Singapura agar menggunakan hak pilihnya. 🙁
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa tidak seluruhnya atau sebagian besar DPT dapat menggunakan hak pilihnya. Selain dari faktor pribadi (memilih untuk tidak memilih), ada juga faktor eksternal. Sebagian besar WNI kita yang berada di Singapura bekerja sebagai PLRT (Penata Laksana Rumah Tangga), nah terkadang mereka tidak mendapatkan izin dari majikannya untuk mengikuti Pemilu ini. 😥 Atau juga karena mereka tidak menerima surat undangan yang sudah dikirimkan oleh PPLN Singapura.
Tapi jika kita menilik ke beberapa negara yang lain, Singapura dapat dikategorikan sukses dalam melaksanakan Pemilu Legislatif kali ini, karena apa? Selain pelaksanaannya yang tertib, cepat, dan akurat, dengan persentase sekitar 20 % pemilih dari seluruh DPT, juga merupakan prestasi yang patut diacungi jempol. Di beberapa negara bahkan tidak sampai 10 % dari DPT, pemilih yang menggunakan haknya. Di samping itu, dibandingkan Pemilu tahun 2009, Pemilu kali ini terjadi peningkatan jumlah pemilih hampir sekitar 5000 orang. 😎
Penghitungan Suara
Sesuai arahan dari KPU (Komisi Pemilihan Umum), pelaksanaan penghitungan suara dilakukan pada tanggal 9 April 2014 atau bertepatan dengan pelaksanaan Pemilu di tanah air. Pukul 9 pagi, seluruh Tim KPPSLN sudah berkumpul semua di ruang Ripta Loka KBRI Singapura, tempat dilaksanakannya penghitungan suara. Dengan disaksikan oleh Panwaslu LN (Panitia Pengawas Pemilu Luar Negeri) dan saksi dari beberapa Parpol (Partai Politik), tim KPPSLN mulai membuka kotak suara yang masih tersegel, dan meletakkan surat suara di meja yang sudah disediakan. Setelah mendapat instruksi dari PPLN Singapura, tepat pukul 10.00 pagi maka penghitungan pun dimulai.
Dengan hati-hati tim KPPSLN membuka surat suara dan menyusunnya di meja dengan rapi. Mereka bekerja dengan sangat teliti untuk memastikan sah atau tidaknya sebuah surat suara. Sekitar pukul 14.00, seluruh tim KPPSLN telah merampungkan proses penghitungan suara. Mereka kemudian menuangkan hasil penghitungan tersebut ke dalam lembaran-lembaran formulir yamg lumayan banyak, untuk kemudian dimasukkan ke dalam amplop dan disegel. Formulir hasil penghitungan dan surat suara tersebut lalu diserahterimakan kepada PPLN Singapura untuk kemudian direkap dan dibuat laporan lengkapnya kepada KPU.
Selain tanggal 9 April 2014, para anggota tim KPPSLN ini masih memiliki semangat dan antusiasme tinggi untuk turut membantu tim PPLN Singapura untuk melakukan penghitungan surat suara yang dikirimkan melalui pos. Penghitungan surat suara melalui pos ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 12 April 2014.
Sekitar hampir 11 ribu surat suara telah diterima tim PPLN Singapura melalui pos sampai dengan tanggal 10 April 2014. Dibagi ke dalam 10 kelompok, para anggota KPPSLN ini dengan penuh semangat dan tanggung jawab membantu tugas dari PPLN Singapura dalam menghitung surat suara tersebut.
Hasil Pemilu
Untuk hasil Pemilu Legislatif di Singapura dapat dilihat dari tabel dan grafik di bawah ini:
Nah, demikianlah sharing saya mengenai pelaksanaan Pemilu Legislatif di Singapura. Semoga ke depannya, terutama untuk Pemilu Presiden jumlah pemilih yang memberikan hak suaranya dapat meningkat lebih signifikan. Sampai juga lagi di Pilpres, Salam.
Sumber : www.pplnsingapura.org
Hallo, saya mau tanya ni..bulan juli besok saya sama keluarga mau k sg jln2 , kebetulan pas pemilihan presiden saya masi di sg, yg mau saya tanyakan saya bisa ngg ikut pemilihan di kbri dengan saya tidak mendaftar dan langsung datang ke kbri thx u
seandainya di Indonesia nya langsung bisa sekondusif itu ya kak.. sayangnya di Indonesia masih banyak politik kejujuran yang dapat dibeli dengan uang, sedih jadinya..
Halo mas ini dengan saya lagi hahaha :p
Dari saran mas kmrn itu kan saya akhirnya mendaftar untuk magang di kbri, lalu sudah ada balasan yg bilang klo KBRI tidak dapat memberikan remunerasi dan segala biaya ditanggung oleh saya sendiri, serta menanyakan waktu magang yang saya infokan. Setelah dapat email itu lalu saya berpikir, mau tinggal dimana nanti saya karena biaya tempat tinggal disana mahal, dan apakah klo saya mengeluarkan dana sendiri apakah worth it?
Saya boleh minta email mas gak? Supaya bisa nanya” gitu hehe.
Makasih mas 😀
Halo mas, salam kenal.
mau nanya, klo untuk jadi tim kppsln itu biasanya rekrut orang dari indonesia gak mas? maksudnya yang bukan lagi tinggal disana gitu, soalnya saya pengen banget punya pengalaman kerja di kbri singapura.
makasih mas 🙂
Mbak Risma yang baik, Salam kenal juga dari Singapura. Untuk KPPSLN, sebenarnya itu lebih bersifat sukarela dan biasanya dari PPLN Singapura merekrut orang-orang Indonesia yang memang sudah tinggal di Singapura. Sebagai tambahan informasi, sebetulnya PPLN Singapura merupakan sebuah entitas yang terpisah dari KBRI Singapura itu sendiri. Jika ingin menimba pengalaman di KBRI Singapura, mungkin opsinya Mbak Risma bisa menjadi peserta magang (internship student). Demikian, mudah-mudahan bisa membantu. 🙂